Ini Penyebab Buruknya Kualitas Rumah Subsidi

By Admin


nusakini.com - Buruknya kualitas rumah subsidi banyak terjadi karena selain harga yang dibatasi oleh pemerintah, juga karena sebagai ganti biaya terhadap mahalnya harga tanah.

"Rumah subsidi yang dindingnya tidak diplester sebagian itu karena untuk menekan biaya akibat harga tanahnya mahal," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengembang perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) versi Munas Jakarta Anton Santoso, di Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Imbasnya, lanjut Anton, para pembeli berkewajiban untuk meneruskan kerja pengembang yang tidak tuntas.

Pembeli pun pada dasarnya tidak ingin membeli rumah dengan kualitas seadanya, namun mereka yang berkategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tak punya pilihan lain.

Rumah subsidi dengan harga kurang dari Rp 150 juta dianggap pemerintah sudah terjangkau MBR meskipun kualitasnya tidak terlalu bagus.

"Saat ini kita bicara rumah yang harga jualnya dipatok. Tapi kan harga bangunan dan tanah tidak bisa dipatok, lebih ekstrem lagi harga tanah susah diprediksi tapi yang penting standarnya sudah terpenuhi bagi MBR," ungkap Anton.

Bagi Anton, rumah subsidi yang dibangun Apersi haruslah memenuhi standar baku seperti ketersediaan air dan listrik sehingga bisa langsung dihuni.

Namun celakanya, permasalahan listrik seringkali muncul terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan PLN.

"Begitu itu terjadi, kebijakannya sudah bukan di pengembang lagi tapi itu murni dari PLN," tambah Anton.

Meski mengakui kondisi rumah subsidi tidak terlalu bagus, Anton melalui Apersi tetap akan membangun rumah subsidi.

Targetnya, Apersi bisa membangun 70.000 unit rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan perumahan (FLPP).

"Tahun ini kami menargetkan untuk membangun 70.000 unit rumah dan sampai saat ini sudah terealisasi sekitar 30 persen," pungkasnya. (p/mk)